Jika Anda tidak mau repot dan anggaran cukup longgar, maka NAS (Network Attached Storage) merupakan salah satu solusi. Namun, jika Anda ingin memanfaatkan komputer lama dan harddisk yang tidak terpakai, FreeNAS yang merupakan varian sistem operasi FreeBSD dapat kita dayagunakan. File FreeNAS dapat Anda unduh di alamat www.freenas.org dalam bentuk file ISO berukuran 46,6 Mega Byte.
Uniknya, FreeNAS dapat kita jalankan sebagai Live-CD, alias tidak perlu diinstal ke dalam harddisk. Jika motherboard PC yang hendak digunakan mendukung booting dari USB Flashdisk, FreeNAS juga siap diinstal dalam media populer ini. Jika Anda seorang pehobi fotografi dan memiliki media simpan jenis CF Card. Inilah langkah-langkah konfigurasinya:
Membakar File ISO ke dalam CD
Secara standar FreeNAS didistribusikan dalam bentuk file ISO, untuk dibakar ke dalam CD. Jangan lupa, kita tidak membakar file ISO FreeNAS sebagai data, namun sebagai ISO.
Mengubah Prioritas Booting PC
Langkah berikut ini perlu kita lakukan karena komputer belum akan kita boot dari harddisk, melainkan dari CD berisi file freeNAS yang sebelumnya telah kita siapkan. Sesaat setelah menghidupkan PC, tekan-tekanlah tombol Delete untuk masuk ke konfigurasi BIOS (Basic Input-Output System). Tombol ini dapat berbeda-beda, tergantung pada produsen motherboard PC Anda. Kami sarankan Anda melihat buku manual motherboard PC. Biasanya, konfigurasi prioritas booting ada di bagian Anvanced Settings atau tab Boot. Masuklah ke bagian itu, lalu ubahlah prioritas booting dari CD-ROM berada di urutan pertama. Setelah itu, simpan konfigurasi ini dengan masuk ke bagian Exit dan pilih Exit and Save Settings. Segera masukkan CD berisi FreeNAS ke dalam CD-ROM, maka PC akan segera booting dari CD-ROM.
Konfigurasi Awal
Konfigurasi awal berisi langkah-langkah pendefinisian jaringan lokal yang akan menggunakan layanan FreeNAS.
1. Langkah pertama, kita akan mengaktifkan kartu jaringan (ethernet) atau LAN card. Ketikkan angka 1, lalu tekan Enter.
2. Secara otomatis, FreeNAS akan mendaftar kartu jaringan yang ada dalam komputer dengan label em. Pilih salah satu yang hendak Anda gunakan untuk media komunikasi jaringan FreeNAS. Arahkan ke pilihan OK, lalu tekan Enter. Kartu jaringan yang telah aktif akan memiliki label Up.
3. Selanjutnya, Anda diberi tawaran menggunakan server DHCP (Dynamic Host Configuration Server) yang mempermudah pengelolaan dan pengalamatan nomor IP dalam jaringan lokal FreeNAS. Jika Anda telah menggunakan server DNS untuk pengalamatan nomor IP, arahkan saja ke pilihan No. Jika tidak ada server DNS dalam jaringan, pilih Yes, lalu tekan Enter.
4. Pilihan ini tidak akan tampil jika sebelumnya Anda memilih menggunakan DHCP server. Alamat IP yang digunakan oleh komputer server FreeNAS dan komputer-komputer pengakses server FreeNAS akan ditentukan oleh DHCP server. Isikan nomor IP yang akan digunakan oleh komputer server FreeNAS. Pilihlah nomor IP yang belum digunakan di jaringan. Arahkan pilihan ke OK, lalu tekan Enter.
5. Isikan subnet mask untuk nomor IP yang baru saja kita berikan. Dalam bahasan ini, kami menggunakan nomor IP kelas A, maka subnet mask dalam bentuk biner adalah 24 bit karena tiga oktet subnet di bagian depan diselubungi dengan angka biner 1 (255.255.255.0). Jika Anda menggunakan nomor IP kelas B, misalnya 192.168.X.X, maka subnet mask-nya dalam bentuk biner adalah 16 bit karena dua oktet subnet di bagian depan diselubungi dengan angka biner 1 (255.255.0.0). Arahkan pilihan ke OK, lalu tekan Enter.
6. Jika jaringan lokal terhubung ke luar (internet) melalui komputer gateway, isikan nomor IP komputer yang menjadi gateway. Arahkan pilihan ke OK, lalu tekan Enter.
7. Jika jaringan lokal menggunakan server DNS untuk memanajemen pengalamatan nomor IP, isikan nomor IP-nya. Pilihan ini tidak tampil jika sebelumnya Anda memilih menggunakan DHCP server. Arahkan pilihan ke OK, lalu tekan Enter.
8. Akan tampil tawaran penerjemahan nomor IP yang digunakan oleh server FreeNAS ke bentuk IP versi 6. Arahkan saja pilihan ke OK, lalu tekan Enter.
9. Sesaat kemudian, konfigurasi nomor IP telah selesai. Jika Anda memilih menggunakan DHCP server, nomor IP yang digunakan oleh server freeNAS juga akan ditampilkan. Ingat-ingat nomor IP tersebut, karena akan kita gunakan untuk mengakses antar muka konfigurasi lanjutan lewat browser web. Tekan Enter untuk melakukan booting ulang FreeNAS.
10. Jika sudah tampil screen FreeNAS, tekan saja Enter.
11. Konfigurasi awal telah selesai.
Box 1: Sekilas Tentang RAID
Sistem RAID (Redundant Array of Inexpensive Disks) merupakan mekanisme perangkaian beberapa harddisk untuk meningkatkan kinerjanya, baik kecepatan akses data, kecepatan penulisan data serta kecepatan pembacaan data.
Ada dua sistem perangkaian utama dalam RAID, yaitu stripping dan mirroring. Sistem pertama menyimpan pecahan paket data secara bergantian antara rangkaian harddisk (array) satu dan yang lain. Sedangkan sistem mirroring menyimpan data yang sama pada masing-masing rangkaian harddisk. Sistem stripping efektif untuk meningkatkan kecepatan akses data dan tulis data, sementara itu sistem mirroring cocok untuk backup data.
Sebenarnya ada satu lagi sistem perangkaian harddisk dalam RAID, yaitu JBOD (Just a Bunch Of Disks). Rangkaian-rangkaian harddisk kapasitas simpannya digabungkan dan dianggap sebagai satu harddisk. Sistem ini cocok untuk keperluan kapasitas simpan data yang ekstra lapang.
Konfigurasi Lanjutan
Langkah konfigurasi lanjutan ini digunakan untuk menata rangkaian RAID harddisk dan mengatur aturan bagi-pakainya. Konfigurasi lanjutan ini dapat dilakukan di komputer mana saja dalam jaringan FreeNAS.
1. Bukalah browser web, lalu isikan nomor IP yang digunakan oleh komputer server FreeNAS dan tekan Enter. Segera tampil antar muka konfigurasi lanjutan FreeNAS.
2. Langkah pertama, kita definisikan harddisk yang akan dirangkai dalam RAID. Klik sub menu Management di bawah menu Disks. Pada tab Management, tekan ikon tanda tambah (plus).
3. Tekan tombol dropdown pada bagian Disks, lalu arahkan ke harddisk pertama yang dikenali dengan label ad0. Selanjutnya, tekan tombol Add.
4. Pada tab Management, tekan lagi ikon tanda tambah (plus). Tekan tombol dropdown pada bagian Disks, lalu arahkan ke harddisk kedua yang dikenali dengan label ad2. Selanjutnya, tekan tombol Add.
5. Setelah semua harddisk yang akan dirangkai dalam RAID didefinisikan, terapkan konfigurasi dengan menekan tombol Apply Changes.
6. Kini, kita akan memformat harddisk-harddisk yang akan kita rangkai dalam RAID. Klik sub menu Format di bawah menu Disks. Pada bagian Disk, tekan tombol dropdown dan arahkan ke harddisk pertama (ad0). Pada bagian File System, tekan tombol dropdown dan pilih Software RAID. Klik tombol Format.
7. Kembali ke bagian Disk, tekan tombol dropdown dan arahkan ke harddisk kedua (ad2). Pada bagian File System, tekan tombol dropdown dan pilih Software RAID. Klik tombol Format.
8. Setelah harddisk-harddisk yang akan dirangkai terformat, kini kita rangkai dalam RAID. Caranya, klik sub menu Software RAID di bawah menu Disks. Tentukan jenis RAID yang diinginkan. Dalam praktek pertama, kami coba memilih RAID1 dengan klik tab RAID1. Klik ikon tanda tambah (plus).
9. Berikan sembarang nama pada isian RAID Name. Beri tanda check (centang) pada bagian Members of This Volume untuk memilih harddisk yang akan dirangkai dalam RAID. Demikian pula, aktifkan pilihan Create and Initialize RAID. Jika sudah selesai, klik tombol Add.
10. Jangan lupa untuk menerapkan konfigurasi RAID dengan menekan tombol Apply Changes.
11. Sekarang, saatnya memformat rangkaian RAID. Klik sub menu Format di bawah menu Disks. Pada bagian Disks, arahkan ke rangkaian RAID yang baru saja kita buat. Pada bagian File System, pilih UFS (GPT and Soft Updates). Berikan sembarang isian pada bagian Volume label dan aktifkan (beri tanda check) pada pilihan Don’t Erase MBR. Lalu, tekan tombol Format Disk.
12. Jangan lupa untuk menerapkan konfigurasi dengan menekan tombol Apply Changes.
13. Kita perlu mendefinisikan mount point RAID agar dapat diakses oleh anggota jaringan (client). Untuk itu, klik sub menu Mount Point di bawah menu Disks. Untuk menambahkan mount point, klik ikon tanda plus (tambah).
14. Pada bagian Type, arahkan ke pilihan Disk. Di bagian Disk, arahkan ke rangkaian RAID yang baru saja kita buat. Pada bagian Partition, tekan tombol dropdown dan pilih EFI GPT. Tekan tombol dropdown di bagian File System, pilih UFS. Berikan sembarang nama pada isian Name dan Description. Jika sudah selesai, klik tombol Add.
15. Jangan lupa menerapkan konfigurasi mount point RAID yang telah kita tentukan dengan klik tombol Apply Changes.
16. Langkah terakhir, kita atur layanan Samba (CIFS/SMB) yang merupakan layanan file sharing antara komputer keluarga UNIX (termasuk FreeBSD dan Linux) dengan komputer Windows. Tekan sub menu CIFS/SMB di bawah menu Services. Buka tab Settings. Pada bagian Authentication, jika Anda ingin semua orang dapat mengakses server FreeNAS tanpa password, pilih Anonymous. Isikan nama pengenal server FreeNAS di jaringan pada bagian NetBIOS name, sehingga nanti dapat dikenali oleh komputer Windows. Tentukan workgroup di mana server FreeNAS akan bergabung. Isikan pula sembarang label pada bagian Description. Jangan tekan tombol Save and Restart dahulu.
17. Buka dulu tab Shares. Bagian ini berfungsi untuk membentuk folder-folder yang akan dibagi-pakai. Tentu saja, file-file akan lebih terorganisir jika dipilah dalam folder-flder yang lebih khusus. Pada bagian Name, isi dengan nama folder yang diinginkan. Berikan sembarang isian di bagian Comment. Tekan tombol bertanda tiga titik di bagian Path, lalu arahkan ke mount point RAID yang sudah kita bentuk. Jangan beri tanda check (centang) di bagian Read Only, kecuali Anda ingin anggota jaringan hanya dapat membaca dan menyalin file dalam server FreeNAS. Beri tanda check (centang) pada bagian Browseable agar folder ini dapat dilihat oleh anggota jaringan. Jika sudah selesai, klik tombol Add.
18. Anda dapat menambahkan folder sharing dengan klik ikon tanda tambah (plus) dan lakukan langkah 17. Jangan lupa menerapkan konfigurasi sharing folder yang telah kita tentukan dengan klik tombol Apply Changes.
19. Buka kembali tab Settings, tekan tombol Save and Restart.
Mengubah Jenis RAID
Bagaimana jika Anda ingin mengubah jenis RAID? Langkah pertama adalah backup dahulu semua file dalam RAID yang lebih dulu ada, karena pengubahan RAID akan menghancurkan semua data. Setelah itu, berikut ini langkah-langkahnya:
1. Klik sub menu Mount Point di bawah menu Disk. Buka tab Management. Pilih mount point, lalu hapus dengan klik ikon huruf e (Erase).
2. Terapkan penghapusan mount point dengan klik tombol Apply Changes.
3. Klik sub menu Software RAID di bawah menu Disk. Pilih RAID, lalu hapus dengan klik ikon huruf e (Erase).
4. Kembali ke sub menu Software RAID, klik tab jenis RAID yang Anda inginkan. Sebagai contoh dalam praktek ini adalah JBOD. Lalu tekan ikon tanda tambah (plus).
5. Pada bagian RAID Name, isi dengan identitas RAID yang baru. Beri tanda check (centang) pada hardisk yang akan dirangkai dalam RAID baru. Aktifkan juga pilihan Create and Initialize RAID. Setelah selesai, klik tombol Add.
6. Terapkan konfigurasi RAID yang baru dengan klik tombol Apply Changes.
7. Langkah selanjutnya, ikuti langkah 11-19, bab Konfigurasi Lanjutan.
Akses Server FreeNAS dari Komputer Anggota Jaringan (Client)
Nah, sekarang server FreeNAS kita sudah jadi dan telah aktif. Saatnya kita berpindah pada komputer anggota jaringan dan mencoba mencemplungkan atau menyalin file dari server made-in my self, alias bikinan sendiri ini.
1. Buka kotak My Network Places atau klik tombol Start > Run. Isikan nomor IP server FreeNAS, diawali dua tanda backslash (–), misalnya: –10.15.38.235, lalu tekan tombol Enter.
2. Cobalah salin (copy) file dari harddisk komputer client dan tambahkan (paste) ke dalam folder server FreeNAS .
Box 2: Menginstal FreeNAS dalam Flashdisk atau Harddisk
Selain dijalankan sebagai Live_CD, FreeNAS juga dapat diinstal ke dalam USB Flashdisk atau Harddisk. Jika Anda hendak menginstalnya ke dalam harddisk, maka harddisk yang digunakan untuk menginstal FreeNAS tidak dapat digunakan untuk menyimpan data. Dengan kata lain, tidak dapat dirangkai dalam RAID. Jadi, Anda memerlukan minimal 3 harddisk.
1. Jalankan FreeNAS sebagai Live-CD, setelah sampai pada pilihan konfigurasi (Setup) seperti di bahasan Konfigurasi Awal, ketikkan pilihan nomor 9, lalu tekan Enter.
2. Selanjutnya, arahkan ke pilihan Istall ‘Embedded’ OS on HDD/Flash/USB”. Sorot tombol OK dan tekan Enter.
3. Arahkan ke media letak asal file FreeNAS, yaitu dalam CD-ROM yang dikenal dengan label cd0. Sorot tombol OK dan tekan Enter.
4. Pilih media tempat FreeNAS akan diinstal. Pilihlah USB flashdisk yang dikenal dengan label da0 atau harddisk yang dikenali sebagai ad0. Jangan pilih harddisk yang akan dirangkai dalam RAID dan dijadikan tempat menyimpan data di jaringan. Sorot tombol OK dan tekan Enter.
5. Setelah penginstalan selesai, restart komputer dan ubah dahulu prioritas booting dalam BIOS ke media yang digunakan untuk menginstal FreeNAS. Simpan konfigurasi booting dan keluar dari BIOS. Setelah komputer restart, booting akan dilakukan dari media instal FreeNAS yang baru (USB flasdisk, CF card, atau harddisk).
Selamat menciptakan dan menikmati server file Anda sendiri bersama Si Setan Merah. (Vincent Bayu Tapa Brata)
0 komentar:
Posting Komentar